Senin, 14 Februari 2011

BUNG KARNO BERBICARA SOAL AHMADIYAH(25 NOVEMBER 1935)




Bagaimana Ahmadiyah menurut Bung Karno?

Pada 25 November 1935, Bung Karno menulis artikel yang berjudul Tidak Percaya Bahwa Mirza Gulam Ahmad Adalah Nabi. Artikel itu dia tulis sehubungan adanya isu yang menyebut-nyebut bahwa Bung Karno turut mendirikan organisasi Ahmadiyah di Indonesia dan juga menjadi anggotanya. Isu itu konon disebarluaskan oleh agen intelijen pemerintah kolonial, PID (Politieke Inlichtingen Dients), untuk mendiskreditkan Bung Karno.

Dalam artikelnya itu Bung Karno menolak tuduhan bahwa dia adalah jemaat Ahmadiyah. Bung Karno menulis, "Saya bukan anggota Ahmadiah. Jadi mustahil saya mendirikan cabang Ahmadiah atau menjadi propagandisnya. Apalagi buat bagian Celebes! Sedang pelesir ke sebuah pulau yang jauhnya hanya beberapa mil saja dari Endeh, saya tidak boleh! Di Endeh memang saya lebih memperhatikan urusan agama daripada dulu. Di samping saya punja studi sociale wetenschappen, rajin jugalah saya membaca buku-buku agama. Tapi saya punya ke-Islam-an tidaklah terikat oleh sesuatu golongan. Dari Persatuan Islam Bandung saya banyak mendapat penerangan; terutama personnya tuan A. Hassan sangat membantu penerangan bagi saya itu".

Bung Karno menampik dikatakan sebagai anggota Ahmadiyah. Ia lebih suka disebut sebagai seorang penganut Islam yang tak terikat dengan satu golongan apa pun. Dan dari tulisannya itu tampak bahwa Bung Karno adalah pembelajar agama Islam yang tekun dan serius, yang mau belajar kepada siapa pun, termasuk kepada kalangan Persatuan Islam (Persis). Ia menempatkan soal belajar hal-hal keagamaan dalam Islam sebagaimana dia juga membaca buku-buku ilmu sosial (Sociale Wetenschappen).

Ia kemudian melanjutkan, "Mengenai Ahmadiah, walaupun beberapa pasal di dalam mereka punya visi saya tolak dengan yakin, toh pada umumnya ada mereka punya features yang saya setujui: mereka punya rationalisme, mereka punya kelebaran penglihatan (broadmindedness), mereka punya modernisme, mereka punya hati-hati terhadap kepada hadist, mereka punya striven Qur'an saja dulu, mereka punya systematische aannemelijk makingvan den Islam. Oleh karena itu, walaupun ada beberapa pasal dari Ahmadiah tidak saya setujui dan malahan saya tolak, misalnya mereka punya "pengeramatan" kepada Mirza Gulam Ahmad, dan kecintaan kepada imperialisme Inggris, toh saya merasa wajib berterima kasih atas faedah-faedah dan penerangan-penerangan yang telah saya dapatkan dari mereka punya tulisan-tulisan yang rasionel, modern, broadminded dan logis itu."

Itulah pandangan Bung Karno terhadap Ahmadiyah. Ada beberapa soal di dalam ajaran Ahmadiyah yang dia terima sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang rasionil. Tapi ada pula yang dia tolak mentah-mentah, terutama sekali soal “pengeramatan” yang berlebihan pada Mirza Gulam Ahmad sampai-sampai muncul anggapan dari jemaatnya bahwa dia nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar