Sabtu, 04 Desember 2010

10 METODE EKSEKUSI PALING BRUTAL



Direbus
seseorang direbus hidup-hidup didalam kuali besar? Walaupun tidak biasa, cara ini merupakan cara eksekusi yang luar biasa kejam. Banyak bukti yang menyatakan bahwa cara ini telah dilakukan sepanjang sejarah manusia. Para arkeolog telah menemukan tulang manusia yang dimasak dalam sebuah tungku di Cina yang diperkirakan berusia 500.000 tahun.
Pada tahun 1500 di Inggris cara ini merupakan cara menghukum yang legal. Korban direndam kedalam air mendidih, minyak atau aspal hingga mati. Bayangkan ketakutan tawanan ketika mereka dibawa ke tungku besar mematikan untuk nasib penderitaan mengerikan mereka.

Salib
Penyaliban merupakan salah satu metode eksekusi yang mengerikan dan menyakitkan yang dipraktekkan sekitar abad ke-6 SM sampai abad ke-4 Masehi, terutama diantara Seleukus dan Carthage, Persia dan Roma. Orang yang bersalah diikat (atau dipaku) disebuah kayu salib besar dan dibiarkan menggantung sampai mati. Terkadang korban diperintahkan untuk membawa palang salib mereka sendiri yang beratnya sekitar 75-125 pounds (35-60 kg) dibahu mereka ke tempat eksekusi. Tidak hanya itu, tapi juga untuk menghina mereka, mereka diperintahkan untuk digantung dengan cara telanjang.
Ada bukti yang mengatakan bahwa praktek penyaliban ini terjadi selama Perang Dunia I dan II. Di Angkatan Darat Inggris, terutama selama Perang Dunia I, para tentara dihukum karena kejahatan seperti Menolak Perintah atau ketidaktaatan pada perintah.
Saat ini, versi penyaliban dilakukan sebagai upacara renungan di beberapa negara bagian New Mexico dan Filipina, walaupun gereja melarang praktik ini, pengikut kristen masih meniru penderitaan Kristus dengan disalib untuk waktu yang sudah ditentukan pada hari Jumat Agung. Telah dilakukan di kota Iztapalapa, tepat di luar Mexico City, dan juga San Pedro Cutud, selama minggu perayaan penyiksaan pada tahun 2007.

Menguliti
metode hukuman penyiksaan paling tidak beradab yang dipraktekkan selama abad pertengahan. Brutal, menguliti seseorang yang masih hidup.
Metode ini merupakan metode kuno, yang diberikan kepada seorang penjahat, tentara tawanan dan penyihir sekitar seribu tahun yang lalu ditempat seperti Timur Tengah dan Afrika, setela dikuliti korban dipaku ke dinding sebagai peringatan, sehingga siapapun yang melihatnya dapat belajar dan tidak pernah menentang hukum.

Seppuku
Metode eksekusi ini merupakan salah satu bentuk hukuman yang paling parah yang pernah ada. Metode ini digunakan untuk menghukum pencuri dan penzina. Beberapa atau semua organ vital dipotong satu persatu dari tubuh, terutama dari perut. Beberapa sumber mengatakan praktek ini terjadi di Inggris, Belanda, Belgia dan di Jepang.
Di Jepang, metode ini merupakan metode ritual bunuh diri bagi seorang Samurai yang disebut dengan “Seppuku”, dimana dua tusukan dibuat diperut. Dalam versi lain, perut diiris halus didalam usus korban, dan meninggalkannya agar terserang infeksi.
Pada abad pertengahaan, penyiksaan ini juga dilakukan dengan bantuan hewan kecil yang kelaparan seperti tikus, yang dapat menyebabkan kematian. Bayangkan rasa sakit korban ketika usus mereka yang panjangnya hampir 6 meter dimakan perlahan oleh tikus kelaparan.

Breaking wheel
Wheel juga dikenal sebagai “Catherine Wheel” adalah sebuah alat eksekusi abad pertengahan. Alat ini digunakan selama abad pertengahan dan masih digunakan di abad ke-19. Metode penyiksaan ini berasal dari Yunani Kuno dan darisanalah menyeber ke negara lain sepert Perancis, Rusia, Jerman, Spanyol, Portugal dan Swedia.
Breaking Wheel berbentuk roda kayu yang berfungsi untuk merenggangkan tubuh korban, kaki mereka diperpanjang, lalu sebuah palu atau besi yang berukuran besar dipakai melalui celah-celah untuk menghancurkan tulang. Proses ini dilakukan berulang-ulang pada setiap anggota badan, lalu membiarkan korban hidup dalam beberapa potongan.
Terkadang para Algojo diperintahkan untuk memukul perut dan dada mereka, sebuah praktek yang dikenal dengan “Blow of Mercy”. Jumlah pukulan ditentukan di pengadilan, jika belas kasihan diberikan, setelah 2-3 pukulan, korban lalu dicekik. Pada kasus yang lebih parah, korban di gada dari bawah keatas dimulai dari kaki, sementara mereka yang telah melakukan pelanggaran yang lebih rendah dipukuli dari bawah keatas dimulai dari tenggorokan. Ketika eksekusi selesai, kepala korban sering ditempatkan pada paku untuk dipamerkan dan anggota badan yang hancur ditinggalkan untuk dimakan oleh burung.

Impalement
Kita semua tahu hidung dan kuping di tusuk untuk memasang perhiasan dengan alasan kecantikan, tapi bagaimana dengan ditusuk oleh kayusula? Ini merupakan salah satu metode penyiksaan paling menjijikkan yang pernah dipraktekkan oleh manusia. Metode penyiksaan ini sangat disukai di Roma, Cina, Yunani dan Turki, metode ini juga dipraktekkan di Asia dan Eropa pada abad pertengahan.
Meskipun jarang dilakukan, penyulaan bener-benar mengerikan, korban ditembus dari anus, vagina bahkan dari mulut yang menyebabkan pendarahan dalam dan luka yang menyakitkan. Korban mengalami masa penderitaan panjang sebelum kematian menjemput. Terkadang, sebelum di eksekusi, korban diminta untuk menggali kuburan mereka sendiri. Betapa menderitanya korban menahan rasa sakit dari kayusula yang menembus pangkal paha sampai menembus mulut mereka sebelum meninggal.

Crushing
Metode eksekusi ini biasa digunakan dalam sistem hukup pada umumnya. Metode ini memiliki sejarah panjang, dengan berbagai macam metode digunakan dari waktu ke waktu. Salah satunya ialah “Crushing by Elephants”, dimana metode ini digunakan diseluruh Asia Selatan dan Timur selama lebih dari 4.000 tahun. Metode ini juga digunakan oleh Roma maupun Dinasti Nguyen di Vietnam.
Dalam metode lain, korban ditekan dengan batu yang sangat besar dan berat di dada mereka, korban lalu merasakan sesak napas hingga menyebabkan kematian. Meskipun berbagai bentuk dari metode penyiksaan ini tidak disetujui oleh bentuk pemerintahan apapun, faktanya, metode ini sangat tidak baik untuk membiarkan seseorang mati, dihancurkan atau dicekik dibawah batu atau kaki makhluk raksasa.

Burning
Kita mungkin menyukai kentang yang dipanggang, ayam panggang, tapi bagaimana dengan manusia panggang? Kebanyakan dari kita mungkin tidak bisa membayangkan membakar manusia hidu-hidup. Jadi bayangkanlah kejamnya pelaksanaan metode ini. Di masa lalu, beberapa penjahat dibakar hidup-hidup untuk menebus perbuat keji yang telah mereka perbuat.
Api akan membakar betis, paha, tangan, perut, dan dada sebelum membakar wajah. Ini sangat menyakitkan, meskipun terkadang orang tersebut meninggal karena karbon monoksida meskipun api belum menyentuh betis mereka. Minyak juga diolesi ke tubuh korban, yang akan membantu api terbakar lebih cepat dan membuat proses eksekusi lebih cepat pula.
Ada bukti bahwa musuh dibakar hidup-hidup di Roma, tepatnya di Akragas, Sisilia. Di Inggris, dan beberapa bagian Amerika Utara juga, diantara orang yang paling terkenal dalam melakukan metode ini dengan brutal adalah St Joan of Arc (1431), Patrick Hamilton (1528), Thomas Cranmer (1556) dan Awakum (1682).
Catatan terbaru adalah Jesse Washington yang di eksekusi secara internasional dan dikenang sebagai “The Horror Waco”, Washington dinyatakan bersalah karena membunuh seorang wanita kulit putih yang berumur 17 tahun ketika ia disiksa lalu dibakar hidup-hidup dan bersorak-sorai didepan 16.000 orang.

Sawing
Anda pasti sudah dapat menebak prosedur dari eksekusi ini hanya dari namanya. Metode ini dilakukan dengan menggantung korban dengan cara terbalik tak berdaya kebawah lalu mulai mengirisnya di tengah, mulai dari pangkal paha. Begitulah sedikit gambaran mengenai prosedurnya. Korban mengalami pendarahan hebat tetapi masih tetap hidup dan tersadar.
Korban yang digantung terbalik, otaknya menerima suplai darah yang cukup, sehingga mereka akan tetap hidup meskipun mereka mengalami rasa sakit dan pendarahan hebat sekalipun.
Metode ini digunakan di Eropa, dibawah Kekaisaran Romawi dan juga beberapa negara Asia.
Menurut beberapa agama, nabi Yesaya juga melakukan metode ini.

Ling Chi
Metode penyiksaan keji yang mengiris tawanan dengan cara perlahan. Sekitar tahun 900 M, metode ini merupakan metode yang paling umum di Cina. Metode ini dikenal dengan sebutan “Ling Chi” yang berarti “Kematian berkepanjangan” atau “Kematian oleh seribu irisan”. Gagasan dari metode ini adalah untuk mempermalukan korban dengan eksekusi yang perlahan dan menyakitkan bahkan setelah kematian.
Orang yang dieksekusi dibunuh dengan menggunakan pisau, Secara metode, selama jangka waktu tersebut tubuh telah mati.
Metode ini merupakan metode eksekusi publik yang digunakan untuk mengancam orang. Terkadang Opium digunakan untuk mencegah tawanan pingsan atau sebagai tindakan belas kasihan. Karena beratnya hukuman, tawanan tak bisa menahan rasa sakit lebih dari 15-20 menit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar