Kamis, 09 Desember 2010

RAHASIA AMERIKA TERBONGKAR: ARAB TERNYATA MUSUHI IRAN



WikiLeaks: Saudi Minta AS Serang Iran

RIYADH – Situs online WikiLeaks mulai menerbitkan lebih dari 250 ribu dokumen diplomatik dari kedutaan-kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia, Minggu (28/11).
Penerbitan ini mengundang kecaman tajam Gedung Putih dan para pemimpin Kongres AS. 
Dari ribuan dokumen yang dibocorkan, antara lain, tentang raja Arab Saudi yang secara pribadi mendesak AS untuk menyerang Iran demi menghancurkan program senjata nuklir negera republik Islam itu.
WikiLeaks, yang mengatakan server-nya mengalami serangan elektronik pada Minggu sore, mengatakan, dokumen-dokumen tersebut merupakan pengungkapan terbesar yang pernah ada tentang informasi rahasia. Situs itu memberikan kepada dunia wawasan yang belum pernah punya preseden tentang kegiatan luar negeri Pemerintah AS. 
“Dokumen-dokumen itu menunjukkan, AS memata-matai sekutu-sekutunya dan PBB, menutup mata terhadap korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara yang menjadi kliennya, mengadakan perjanjian rahasia dengan negara-negara yang seharusnya menjadi negara netral, dan melobi untuk kegiatan perusahaan-perusahaan AS,” kata pemimpin redaksi dan juru bicara WikiLeaks Julian Assange, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu malam, seperti dikutip CNN.
Pembeberan dokumen ini mengungkapkan kontradiksi antara persona publik AS dan apa yang dikatakannya di balik pintu tertutup, dan menunjukkan bahwa warga suatu negara demokrasi ingin pemerintah mereka bisa mencerminkan keinginan mereka, mereka meminta untuk melihat apa yang terjadi di balik layar.
Namun, juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengecam pembeberan dokumen itu. “Penerbitan dokumen-dokumen tersebut akan membahayakan para diplomat kami, para intelijen profesional, dan orang-orang dari seluruh dunia yang datang ke Amerika Serikat untuk upaya mempromosikan demokrasi dan pemerintahan yang terbuka. Dengan membeberkan dokumen-dokumen yang dicuri dan dirahasiakan, WikiLeaks telah menempatkan dalam bahaya tidak hanya hak asasi manusia, tetapi juga kehidupan dan pekerjaan orang-orang ini,” kata Gibbs. “Kami mengutuk keras pengungkapan yang tidak sah dari dokumen-dokumen rahasia dan informasi keamanan nasional yang sensitif,” tambahnya.
Bocoran dari WikiLeaks menyebutkan, pemimpin Arab Saudi sering mendesak AS untuk menyerang Iran demi mengakhiri program senjata nuklir Iran. Bocoran itu mengungkapkan, Raja Arab Saudi Abdullah meminta kepada Amerika untuk “memotong kepala ular itu (Iran)” pada sebuah pertemuan tahun 2008. Bocoran itu juga mengungkapkan bagaimana para pemimpin di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir menyebut Iran “jahat” dan sebuah kekuasaan yang “akan membawa kami ke dalam perang”.
Bocoran itu, sebagaimana dilansir Telegraph, juga mengungkap tindakan para pejabat Amerika yang memata-matai kepemimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Dalam dokumen-dokumen itu, diplomat Amerika juga membandingkan Presiden Iran Ahmadinejad dengan Adolf Hitler dan melabel Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sebagai “kaisar tanpa busana”. 
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin disebut sebagai seekor “anjing alpha”. Presiden Afghanistan Hamid Karzai sebagai orang “yang didorong oleh paranoia”.
(rtr/c01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar