Rabu, 19 Januari 2011

12 KISAH CINTA YUNANI



1. Cupid dan Psikhei
Di suatu kerajaan, ada seorang perempuan yang sangat cantik bernama Psikhe. Saking cantiknya, orang-orang bahkan mengabaikan Afrodit, dewi kecantikan, dan mulai memuja Psikhe.

Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil putranya, Cupid (Eros), dewa cinta. Afrodit menyuruh Cupid supaya tak ada yang mau menikahi Psikhe dan Psikhe harus jatuh cinta pada pria yang jelek.

Tetapi Cupid secara tak sengaja malah jatuh cinta pada Psikhe. Cupid pun menyusun rencana untuk mendapatkan Psikhe.

Ayah Psikhe, menjadi sangat khawatir, karena Psikhe sangat dipuja tapi tak ada yang mau menikahinya. Ayhah Psikhe lalu bertanya pada orakel di Miletus. Sang orakel menyuruhnya meninggalkan Psikhe di gunung, dan para mosnter akan mengambil Psikhe sebagai istri.

Ayah dan kedua saudari Psikhe merasa sedih tetapi melakukan nasehat orakel. Di bukit berbatu, Psikhe sendirian menunggu monster yang akan menjadi suaminya.
Tetapi bukan monster yang datang, melainkan Zefiros, dewa angin barat. Zefiros menerbangkan Psikhe dan membawanya ke rumah suami barunya.

Psikhe sangat terkejut ketika tahu bahwa rumah barunya adalah sebuah istana yang besar dan indah. Di dalamnya dia dilayani oleh para pelayan yang tak terlihat. Makanan di sana jauh lebih enak daripada semua makanan yang pernah dia rasakan sebelumnya.

Setiap malam, Cupid datang dan melakukan sex dengannya. Tetapi Psikhe tak pernah bisa melihat wajah Cupid karena dia selalu datang dalam kegelapan. Awalnya Psikhe takut namun Cupid meyakinkannya bahwa dia mencintainya dan bahwa itu adalah rumah mereka bersama tetapi Psikhe dilarang untuk melihat wajahnya. Setelah semalaman berhubungan seksual, pada pagi harinya Cupid akan langsung menghilang sehingga Psikhe tak pernah tahu bahwa suaminya adalah Cupid.

Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.

Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster.

Psikhe jadi ragu dan menuruti kata-kata saudari-saudarinya. Ketika suaminya suatu malam datang, Psikhe sudah menyembunyikan lampu dan pisau.
Psikhe perlahan-lahan mendekatkan lampu pada suaminya dan memegang erat pisaunya. Namun Psikhe sangat terkejut setelah meliah wajah suaminya, bukan monster yang mengerikan melainkan pemuda yang sangat tampan, Cupid sang dewa cinta.

Cupid marah melihat perbuatan Psikhe dan pergi meninggalkannya. Psikhe hanya bisa menangis dalam kesendiriannya.

Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, saudari-saudari Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.

Psikhe menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mempercayai suaminya. Dia kini kehilangan Cupid karena rasa ingin tahu dan ketidaktaatannya.
Dia berdoa pada Hera dan Demeter namun mereka tak menjawab. Psikhe akhirnya mendatangi Afrodit, ibu Cupid. Psikhe berpikir, dengan mengabdi pada ibu Cupid mungkin Cupid akan kembali padanya

Yang tidak disadari oleh Psikhe adalah bahwa Afrodit membencinya. Sang dewi belum lupa bagaimana orang-orang lebih memilih Psikhe daripada Afrodit sendiri.
Afrodit pun berniat menghukum Psikhe.

2. Apollo dan Hiakinthos
Apollo memiliki seorang kekasih lelaki bernama Hiakinthos  , yang merupakan pangeran Sparta dan pemuda yang sangat tampan. Apollo dan Hiakinthos sering berburu dan berolahraga bersama. Zefiros (dewa angin barat) juga sebenarnya menyukai Hikainthos tetapi Hiakinthos lebih memilih Apollo.

Suatu hari Apollo dan Hiakinthos melakukan lempar cakram. Apollo yang melempar cakramnya dan Hiakinthos yang memungutnya. Tiba-tiba cakram yang dilempar Apollo menghantam kepala Hiakinthos. Darah mengalir dari kepala Hiakinthos sampai akhirnya pemuda itu pun mati. Cakram itu bisa mengenai Hiakinthos akibat ditiup oleh Zefiros yang cemburu pada hubungan mereka.

Apollo terkejut dan bergegas mendekati Hiakinthos. Apollo memeluk tubuh Hiakinthos tetapi semuanya sudah terlambat, Hiakinthos telah mati.

Apollo sangat bersedih atas kematian kekasihnya. Untuk mengenang Hiakinthos, Apollo menciptakan bunga Hyacinth dari darah Hiakinthos dan menggelar festival Hiakinthia setiap musim panas.

3. Baukis dan Filemon
Zeus dan Hermes mengunjungi kota Frigia dengan menyamar sebagai pengemis. Keduanya mendatangi tiap rumah dan meminta belas kasihan tetapi mereka malah diusir oleh tiap pemilik rumah.

Mereka lalu tiba di sebuah gubuk tua yang ditinggali oleh sepasang kakek-nenek, Baukis dan Filemon. Pasangan itu menjamu mereka dengan sangat ramah.

Baukis dan Filemon kemudian menyadari bahwa gelas anggur yang diminum oleh tamunya selalu penuh. Mereka tahu bahwa tamu mereka bukanlah manusia biasa. Zeus dan Hermes lalu menyuruh Baukis dan Filemon mengikuti mereka ke atas bukit. Di atas bukit, Baukis dan Filemon melihat kota di bawah mereka telah dihancurkan oleh banjir dan tanah longsor. Hanya satu rumah yang tak hancur, yaitu rumah Baukis dan Filemon.

Zeus dan Hermes membuka penyamaran mereka dan mengubah rumah Baukis dan Filemon menjadi sebuah kuil sedangkn Baukis dan Filemon diangkat sebagai pendetanya.

Zeus memberi pasangan itu satu permintaan. Baukis dan Filemon meminta supaya mereka selalu bersama sampai ajal memisahkan mereka. Zeus pun mengabulkan permintaan mereka.

4. Hermafroditos dan Salmakis
Hermafroditos adalah putra Hermes dengan Afrodit. Dia dibesarkan oleh para Naiad (Nimfa) dan tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Ada seorang nimfa bernama Salmakis yang jatuh cinta padanya tetapi Hermafroditos selalu menolaknya. Suatu hari, Hermafroditos pergi ke mata air dekat Haliakrnassos di Karia. Di sana, tiba-tiba Salmakis muncul dan memeluk Hermafroditos dengan sangat erat. Hermafroditos berusaha melepaskan diri tapi tak bisa. Dalam keadaan seperti itu, Salmakis berdoa pada para dewa supaya mereka bersatu dan tak terpisahkan. Para dewa menjawab doa Salmakis dengan menjadikan tubuhnya menyatu dengn tubuh Hermafroditos. Seketika itu juga tubuh Hermafroditos menyatu dengan Salmakis sehingga Hermafroditos kini memiliki payudara dan juga dua kelamin.
(asal mula kata Hemaprodit)

5. Hero dan Leandros
Seorang pemuda bernama Leandros dari kota Abidos di Misia (Asia minor) jatuh cinta pada seorang pendeta Afrodit bernama Hero, yang tinggal di seberang lautan.

Meskipun dipisahkan oleh jarak, Hero dan Leandros selalu bertemu secara rutim. Setiap malam Leandros berenang menyeberangi lautan dengan dipandu oleh cahaya lampu dari menara di kuil Afrodit yang dinyalakan oleh Hero. Mereka lalu bercinta semalaman. Saat fajar, Leandros berenang kembali ke rumahnya.

Di suatu malam di musim dingin, angin bertiup kencang dan air sangat dingin tetapi itu tidak menghalangi niat Leandros untuk berenang ke tempat Hero.
Hero, seperti biasa menyalakan lampu di menara dan menunggu kekasihnya. Tetapi malam itu angin berhembus kencang dan memadamkan lampu di menara. Tanpa cahaya dari menara, Leandros mengalami kesultan berenang dalam kegelapan. Akhirnya, karena cuaca yang buruk dan tak ada panduan, Leandros pun tenggelam.

Jasad Leandros terbawa ombak ke tepi pantai. Hero menemukannya dan sangat bersedih. Hero lalu naik ke menara dan menjatuhkan dirinya. Jasad Hero ditemukan terbaring di samping mayat Leandros.

6. Ifis dan Ianthe
Di Kreta, ada seorang pria bernama Lidgus yang begitu mendambakan seorang anak lelaki. Ketika istrinya, Telethusa, hamil, Lidgus bersumpah bahwa jika istrinya melahirkan bayi perempuan maka dia akan membunuh bayi itu. Sumpah suaminya sangat membuat Telethusa gusar, tetapi dewi Io muncul dalam mimpi Telethusa dan memberitahu cara menyelamatkan bayi perempuannya.

Telethusa akhirnya melahirkan bayi perempuan, dia lalu menyuruh pembantunya memberitahu suaminya bahwa bayinya laki-laki. Lidgus sangat gembira dan menamainya Ifis. Ifis kemudian dibesarkan sebagai seorang lelaki, hanya ibu dan pembatunya yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah seorang perempuan.

Ketika Ifis berusi tiga belas tahun, ayahnya hendak menikahkannya dengan Ianthe, seorang gadis cantik. Ifis dan Ianthe bertemu dan kedua perempuan itu saling jatuh cinta. Tetapi, menjelang hari pernikahannya, Ifis mulai khawatir, bagaimana mungkin dia bisa membina keluarga dengan seorang perempuan?

Sementara Telethusa sangat takut rahasianya terbongkar sehingga dia terus-menerus menunda pernikahan Ifis denagn berbagai alasan, misalnya, pura-pura membuat Ifis sakit. Tetapi pernikahan akhirnya tak bisa ditunda-tunda lagi. Telethusa dan Ifis sangat takut, mereka lalu berdoa pada dewi Isis. Sang dewi pun menjawab doa mereka. Pada hari pernikahan, Ketika Ifis berjalan menuju altar pernikahan, dewi Isis mengubahnya menajdi seorang pria. Maka Ifis dan ianthe bisa menajdi suami-istri dan rahasia Telethusa tetap terjaga.

7. Keix dan Alkione
Keix adalah raja Thessali. Dia menikah dan hidup bahagia dengan istrinya, Alkione. Suatu ketika, Keix mendapat kabar bahwa saudaranya, Daidalion, telah meninggal dunia. Keix ingin tahu bagaimana Daidalion bisa meninggal. Keix akhirnya memutuskan untuk menanyakan hal itu pada orakel di Delphi. Ada dua alternatif perjalanan menuju Delphi, yaitu melalui darat dan laut. Karena di darat banyak ancaman bandit, Keix memutuskan untuk pergi ke Delphi lewat laut.

Alkione mendapat firasat buruk mengenai perjalanan suaminya, jadi dia mencoba menghalangi kepergian Keix, kalaupun harus pergi, Alkione memaksa untuk ikut. Tetapi Keix bersikukuh untuk tetap berangkat dan tidak mau membawa istrinya. Keix berjanji untuk pulang dua bulan lagi. Alkione akhirnya mengalah dan dengan berat hati merelakan Keix pergi.

Tetapi malang bagi Keix, dalam pelayarannya terjadi badai besar di laut. Badai tersebut menghancurkan kapal Keix dan membunuh semua awal Kapal.
Keix terombang-ambing di tengah lautan dan kesulitan untuk berenang ke daratan. Dalam saat-saat terakhirnya, Keix memikirkan istrinya sebelum akhirnya satu gelombang besar menghantam dan menenggelamkannya.

Sementara di Thessali, Alkione terus berdoa siang-malam pada Hera untuk kepulangan suaminya. Menjelang akhir bulan kedua, Hera mengirim dewi Iris utnuk menyampaikan tugas pada dewa Hipnos, sang dewa yang menguasai tidur. Iris membentangkan sayap pelanginya dan terbang menuju kediaman Hipnos. Iris memberitahu Hipnoa bahwa Hera menyuruhnya membritahukan kematian Keix pada Alkione.

Hipnos lalu memanggil salah satu anaknya, Morfeus, sang dewa mimpi. Morfeus merupakan dewa mimpi yang punya kemampuan untuk mengubah wujudnya menjadi manusia. Semua orang dapat ditiru wujudnya oleh Morfeus. Hipnos menyuruh Morfeus masuk ke dalam mimpi Alkione dan memberitakan kematian Keix.

Morfeus menyamar sebagai Keix dan hadir di mimpi Alkione. Morfeus lalu menceritakan nasib yang menimpa Keix dan memberitahu bahwa Keix sudah meninggal. Begitu terbangun, Aklione menangis dan sangat berduka atas kematian suaminya.

Keesokan paginya, Alkione pergi ke tepi pantai dan mengenang saat-saat terakhir Keix bersamanya. Tiba-tiba dia meliha sesosok tubuh terbawa ombak ke tepi pantai. Ternyata itu adalah mayat Keix. Alkione memeluk mayat Keix dan dia tahu bahwa dia tak bisa hidup tanpa suaminya. Alkione lalu melompat ke laut, berniat bunuh diri. Seketika itu juga Alkione diubah oleh para dewa, yang kasihan padanya, menjadi seekor burung. Bukan hanya itu, para dewa juga menjadikan Keix sebagai seekor burung. Akhirnya Alkione dan Keix bisa bersama lagi sebagai sepasang burung.

8. Kefalos dan Prokris
Kefalos adalah suami Prokris. Dia senang berburu. Terkadang ketika hari sedang panas, Kefalos akan berbaring telanjang di rerumputan dan menikmati angin sepoi-sepoi yang sejuk. Kefalos sering melontarkan kata-kata mesra pada angin sepoi-sepoi itu sehingga ketika ada orang yang lewat dan mendengarnya, orang tersebut menyangka Kefalos sedang merayu seorang perempuan. Orang itu pun memberitahukannya pada istri Kefalos, Prokris. Prokris cemburu dan berniat membuktikan sendiri dengan menyelidikinya.

Suatu hari, Kefalos seperti biasa pergi berburu dan diam-diam Prokris mengikutinya. Prokris bersembunyi di semak-semak dan mengawasi Kefalos. Kefalos pun seperti biasa berkata-kata mesra pada angin yang sejuk. Tiba-tiba Kefalos mendengar sesuatu di semak-semak. Kefalos mengira itu binatang dan melempar tombaknya ke situ. Tombaknya adalah tombak ajaib pemberian dewi Artemis sehingag tak pernah gagal mengenai sasarannya. Tombak itu tepat mengenai Prokris. Kefalos bergegas menuju semak-semak dan melihat Prokris tertusuk tombaknya dan berlumuran darah. Kefalos memeluk tubuh istrinya dan memohon padanya untuk tidak meninggalkannya. Tetapi Prokris sudah terluka sangat parah. Sebelum ajal menjemputnya, Prokris meminta pada Kefalos untuk tidak menikahi selingkuhannya itu. Kefalos menangis dan berkata bahwa itu hanyalah angin. Namun semua sudah terlambat, Prokris pun mati di pangkuan Kefalos.

9. Narkissos dan Ekho
Ekho adalah nimfa dari Gunung Helikon. Dia sering mengalihkan perhatian Hera ketika Zeus sedang berselingkuh dengan para nimfa, akibatnya Hera menghukum Ekho sehingga Ekho hanya bisa mengulangi perkataan orang lain.

Seperti para nimfa yang lain, Ekho mencintai seorang pemuda bernama Narkissos. Narkissos adalah putra dewa sungai Kefissos dan nimfa Leiriope. Narkissos memiliki wajah yang sangat tampan. Tiresias sang peramal mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa anak mereka akan berumur panjang apabila tidak melihat dirinya sendiri.

Meskipun banyak yang mencintainya, tidak seorang pun yang dibalas cintanya oleh Narkissos, demikian pula Ekho sehingga Ekho patah hati dan menjadi sangat sedih dan kesepian. Ekho kemudian berdoa pada Nemesis sang dewi pembalasan agar menghukum keangkuhan Narkissos. Nemesis pun mendengar doa Ekho dan mengutuk Narkissos untuk jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Kutukan tersebut menjadi kenyataan ketika Narkissos pergi ke suatu mata air untuk minum dan dia melihat bayangan dirinya di kolam itu. Dia tak henti-hentinya mengagumi sosoknya yang terlihat dari pantulan air. Sampai matinya dia terus memandangi bayangan dirinya tersebut. Setelah mati, tubuh Narkissos diubah menjadi bunga narsis atau dafodil.
(asal mula kata Narsis)

10. Orfeus dan Euridike
Orfeus adalah putra dewa musik Apollo. Orfeus sangat hebat dalam bernyanyi dan bermain musik, alat musik favoritnya adalah lira. Nyanyian dan musiknya sangat mempesona sampai-sampai bisa membuat binatang buas menjadi jinak, dan membuat bebatuan serta pohon-pohon bergerak.

Orefus mencintai seorang nimfa bernama Euridike dan berniat menikahinya. Tetapi pada hari pernikaahn mereka terjadi suatu tragedi.
Seorang satir (setengah manusia setengah kambing) melihat Euridike dan bernafsu padanya. Satir itu mengejar Eurdike untuk memperkosanya dan Euridike pun berlari. Ketika sedang berlari, Euridike digigit oleh seekor ular berbisa dan akhirnya mati.

Orfeus sangat berduka atas kematian istrinya. Dia lalu memainkan lagu yang sangat sedih sampai-sampai semua nimfa dan dewa terharu. Orfeus pun disarankan untuk pergi ke dunia bawah dan membawa kembali istrinya.

Sambil memainkan liranya, Orfeus berjalan ke dunia bawah, dunia orang-orang mati. Di sana, musik Orfeus mampu membuat para arwah diam dan mendengarkan. Bahkan orang-orang yang sedang mengalami siksaan abadi (seperti Sisifos dan Tantalos) sejenak melupakan penderitaan mereka begitu mendengar musik Orfeus. Dengan musiknya, Orfeus tidak perlu membayar Kharon untuk menyeberangkannya melewati sungai Stix. Kerberos juga membiarkan begitu saja Orfeus melewati gerbang dunia bawah.

Hades, bersama istrinya Persefone, mendengarkan alunan musik Orfeus dan sangat terpesona. Atas permainan musiknya yang sangat indah, Hades memberi Orfeus satu permintaan. Orfeus meminta supaya dia bisa membawa kmebali Euridike ke dunia atas. Hades mengabulkannaya dengan satu syarat: Orfeus harus berjalan di depan Euridike dan tidak boleh menengok ke belakang sebelum mereka berdua sampai di dunia atas. Orfeus dan Euridike kemudian berjalan pergi ke dunia atas.

Orfeus sangat gembira namun dia juga khawatir apakah Euridike masih ada di belakangnya. Begitu Orfeus tiba di permukaan bumi, dia langsung menoleh untuk melihat Euridike tetapi ternyata Euridike masih berada di pintu masuk dunia bawah dan belum mencapai dunia atas. Sesuai kesepakatan, Euridike pun menghilang kembali ke dunia bawah, kali ini untuk selamanya. Lagi-lagi Orfeus harus berduka.

Suatu hari beberapa perempuan Trakia merayunya tetapi Orfeus menolak mereka karena dia hanya setia pada Euridike. Marah karena ditolak, para perempuan itu melempari Orfeus dengan batu dan kayu. Tetapi musik Orfeus membuat batu dan kayu itu menolak melukai Orfeus. Para perempuan itu semakin marah dan akhirnya memotong-motong tubuh Orfeus. Mereka melempar kepala dan lira Orfeus ke sungai Hebrus. Sambil terbawa aliran sungai, Kepala dan lira Orfeus terus melantunkan lagu dan musik sedih. Para Muse (dewi musik) kemudian mengumpulkan semua potongan tubuh Orfeus dan menguburnya di Libethra, sementara Zeus menempatkan lira Orfeus di angkasa sebagai rasi bintang lyra. Setelah dikubur, arwah Orfeus pergi ke dunia bawah. Di sana, Orfeus bertemu lagi dengan Euridike.
Kali ini tak ada yang bisa memisahkan mereka.

11. Pigmalion dan Galatia

Pigmalion adalah seorang pematung muda dari Siprus. Dia belum juga menemukan wanita idamannya. Suatu hari, Pigmalion memulai membuat sebuah patung perempuan impiannya. Lama-kelamaan dia menjadi terobsesi pada patung buatannya hingga ketika selesai dia menyadari bahwa dia telah membuat sebuah patung perempuan yang sangat cantik dan sempurna. Pigmalion begitu menyukai patung itu, dia mendandaninya dan memberinya nama Galatia. Tetapi Pigmalion merasa sedih karena tidak juga menemukan perempuan yang seperti Galatia. Pigmalion akhirnya berdoa pada dewi Afrodit supaya dipertemukan dengan seorang wanita yang secantik Galatia dan Afrodit pun menjawab doa Pigmalion.

Suatu hari Pigmalion mencium bibir Galatia. Tiba-tiba dia merasa bibir Galatia perlahan-lahan menjadi lembut dan hangat. Berangsur-angsur, patung Galatia berubah menjadi manusia. Pigmalion sangat bahagia, dia menikahi Galatia dan memiliki seorang putri bernama Pafos.

12. Piramos dan Thisbe
Piramos dan Thisbe adalah sepasang kekasih. Rumah mereka terletak bersebelahan tetapi keluarga mereka saling bermusuhan dan melarang mereka untuk menikah. Piramos dan Thisbe seringkali mengobrol melalui sebuah retakan pada dinding yang memisahkan mereka.

Suatu hari mereka saling berjanji untuk bertemu pada malam hari di makam raja Ninus. Thisbe tiba lebih dulu. Di sana dia melihat seekor singa yang baru saja membunuh mangsa sehingga mulutnya penuh darah. Thisbe ketakutan dan kabur sambil menjatuhkan jubahnya agar tidak dikejar. Singa itu lalu mengoyak-ngoyak jubah Thisbe. Ketika Piramos tiba, Piramos melihat jubah Thisbe yang telah robek oleh seekor dinga yang berlumuran darah. Piramos mengira singa itu telah memakan Thisbe. Dalam duka citanya, Piramos kemudian menusuk dirinya dengan pedang sampai mati.

Thisbe kembali ke makam dan menemukan kekasihnya telah mati. Thisbe menangis lalu mengambil pedang Piramos dan menusuk tubunya dengan pedang itu.

Orang tua mereka membakar jenazah mereka dalam satu tumpukan kayu dan menyimpan abunya dan satu wadah.

Kisah Piramos dan Thisbe merupakan salah satu inspirasi bagi cerita Romeo dan Juliet karangan William Shakespeare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar