Sabtu, 02 April 2011

RI Serukan Gencatan Senjata di Libya

Rabu, 30 Maret 2011 09:36
Jakarta
HARIAN BANGSA
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan sikap resmi terkait perang di Libya. Presiden mendesak PBB untuk melakukan gencatan senjata (penghentian perang) dan mengarahkan penyelesaian konflik di negara Moammar Kadafi itu dengan cara damai.
"Untuk kebaikan semua pihak, Indonesia menyerukan masyarakat dunia dan PBB, untuk segera dilakukan gencatan senjata. Mari cari solusi yang terbaik untuk Libya," ungkap SBY di kantor Presiden, Selasa (29/3).
Menurut SBY, kondisi Libya dan Timur Tengah saat ini memang sangat memprihatinkan. "Indonesia mendorong PBB untuk mencari solusi terbaik dengan cara perdamaian. Jangan ada lagi korban dari pihak manapun. Masyarakat dunia sudah seharusnya memberikan langkah-langkah terbaik, agar tidak terjadi lagi konflik di Timur Tengah," ujarnya.
Berdasarkan resolusi PBB 1973, kata SBY pula, aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa memang sudah dijalankan. Hal itu tampak pada pemberlakuan zona larangan terbang untuk melindungi warga sipil Libya.
"Hanya saja, Indonesia melihat masih ada yang belum dilaksanakan oleh Dewan Keamanan PBB 1973 itu, yaitu segera melakukan gencatan senjata," tutur SBY menegaskan.
Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan Indonesia juga meminta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera mencari solusi politik dengan kesepakatan damai dengan melibatkan Uni Afrika, Liga Arab, dan negara yang sedang berkonflik agar konflik segera berakhir.
"Melalui mimbar ini, Indonesia menyerukan kepada PBB dan masyarakat dunia agar dua elemen itu dapat dijalankan," katanya. "Semua kita ajak untuk menyelesaikan."
Presiden Yudhoyono mengaku prihatin dengan kondisi konflik internal yang terjadi di Libya yang makin memburuk. Ia mengatakan sudah mengirimkan surat kepada Sekretraris Jenderal PBB pada 24 Febuari lalu agar mengambil langkah strategis untuk menjaga keselamatan warga sipil diutamakan. Saat itu, kondisi pertempuran juga sedang mengalami pergolakan yang seru.
Ia menyesalkan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat belum mengupayakan perdamaian di Libya. Justru, pertempuran kelompok pro-Presiden Libya Muhammad Khadafi, kelompok penentang dan pasukan koalisi saling bertempur. "Dua elemen itu kurang diangkat," ujarnya.
Indonesia, kata Presiden, siap menjalankan misi penjagaan perdamaian selama dilakukan genjatan senjata. Menurutnya, mekanisme selama genjatan senjata mesti diawasi dan dimonitor. "State conflict sering kita selesaikan melalui keeping nations lazimnya di bawah PBB. Indonesia usulkan itu seperti dalam krisis di Libanon," katanya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia belum akan mengirimkan pasukan perdamaian PBB ke Libya. "Indonesia akan mengi rimkan jika diminta," kata dia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar