Kamis, 21 April 2011

SANKSI BAGI ANGGOTA DPR YANG BURUK




VERSI KOMPAS.COM

JAKARTA, KOMPAS.com — Rakyat sebenarnya masih berharap anggota Dewan Perwakilan Rakyat bisa berbenah dengan memikirkan dan membantu mencari jalan keluar atas kesulitan yang membelit rakyat. Namun, jika wakil rakyat malah mengabaikan tugas itu, rakyat dapat menyiapkan sanksi, yaitu tak memilih anggota DPR yang berkinerja buruk pada Pemilu 2014.


Demikian pendapat sejumlah warga yang ditemui di Jakarta, Rabu (20/4/2011). Mereka adalah warga negara biasa yang memiliki hak pilih dan menggunakannya pada Pemilu 2009.

Eni (20), pelayan warung makan di Kuningan, Jakarta, merasa sudah berusaha memilih orang yang dikenalnya untuk menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009. Harapannya, mereka memperjuangkan perbaikan nasib rakyat, seperti yang diumbar pada kampanye di media. Mereka juga berjanji melihat kehidupan rakyat, menyerap aspirasi, dan mendorong perubahan ke hidup yang lebih baik.

Namun, setelah terpilih menjadi wakil rakyat, Eni mengakui, mereka umumnya seperti lupa terhadap janji mereka. "Saya sangat kecewa. Setelah terpilih, seperti hanya memikirkan diri mereka sendiri. Padahal, mereka sudah mendapat gaji besar, ditambah berbagai fasilitas rumah, mobil, dan tunjangan ini-itu," katanya. 

Kengototan pimpinan DPR membangun gedung baru, anggota Dewan yang tetap studi banding ke luar negeri, atau keinginan membangun rumah aspirasi di daerah, semakin membuat rakyat kehilangan harapan. Apalagi, saat bersamaan, banyak anggota DPR terlibat korupsi, bahkan....

sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011...DPR.yang.Buruk

VERSI KOMPAS.COM

JAKARTA, KOMPAS.com — Rakyat sebenarnya masih berharap anggota Dewan Perwakilan Rakyat bisa berbenah dengan memikirkan dan membantu mencari jalan keluar atas kesulitan yang membelit rakyat. Namun, jika wakil rakyat malah mengabaikan tugas itu, rakyat dapat menyiapkan sanksi, yaitu tak memilih anggota DPR yang berkinerja buruk pada Pemilu 2014.


Demikian pendapat sejumlah warga yang ditemui di Jakarta, Rabu (20/4/2011). Mereka adalah warga negara biasa yang memiliki hak pilih dan menggunakannya pada Pemilu 2009.

Eni (20), pelayan warung makan di Kuningan, Jakarta, merasa sudah berusaha memilih orang yang dikenalnya untuk menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009. Harapannya, mereka memperjuangkan perbaikan nasib rakyat, seperti yang diumbar pada kampanye di media. Mereka juga berjanji melihat kehidupan rakyat, menyerap aspirasi, dan mendorong perubahan ke hidup yang lebih baik.

Namun, setelah terpilih menjadi wakil rakyat, Eni mengakui, mereka umumnya seperti lupa terhadap janji mereka. "Saya sangat kecewa. Setelah terpilih, seperti hanya memikirkan diri mereka sendiri. Padahal, mereka sudah mendapat gaji besar, ditambah berbagai fasilitas rumah, mobil, dan tunjangan ini-itu," katanya. 

Kengototan pimpinan DPR membangun gedung baru, anggota Dewan yang tetap studi banding ke luar negeri, atau keinginan membangun rumah aspirasi di daerah, semakin membuat rakyat kehilangan harapan. Apalagi, saat bersamaan, banyak anggota DPR terlibat korupsi, bahkan....

sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011...DPR.yang.Buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar