Rabu, 17 November 2010

NASIB PENGIBAR PERTAMA BENDERA MERAH PUTIH



ILYAS Karim, lahir di padang, sumatera barat pada tahun 1927. ia merupakan salah satu dari 2 orang pengibar sang saka merah putih pada saat proklamasi kemerdekaan republik indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 yang masih hidup. namun ironisnya, kehidupan sang pahlawan ini sangat menyedihkan karena di saat tuanya harus hidup dalam kondisi prihatin. setelah terusir dari asrama siliwangi di lapangan banteng, sejak tahun 1984 ia tinggal menempati rumah sempit berukuran 70 meter persegi di jalan rawa jati, pancoran, jakarta selatan atau tepatnya di pinggir rel kereta api dekat kalibata mall.

rumahnya bercat biru kusam. tidak sulit menemukan ruumah itu, tanya saja pada tetangga sekitar atau tukang ojek, pasti mereka tahu rumah pak Ilyas Karim yang tinggal bersama istrinya. sambil memperlihatkan foto, Ilyas bercerita, dua orang pengibar bendera yang dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Ibu Fatmawati, Ibu Rahmi Hatta dan SK Trimurti salah satunya adalah dirinya.

Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di menteng jakarta pusat. malam hari sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari API di undang ke rumah Soekarno di pegangsaan timur No.56 saat berkumpul di rumah Sekarno ituah Sudanco (Komandan Peleton) Latief menunjunuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan keesokan harinnya. Satu orang pengibar bendera yang lain adalah Sudanco Singgih, seorang tentara PETA.”Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya waktu itu 18 tahun.” kata Ilyas. Ilyas membawa bendera pusaka jahitan ibu Fatmawati, dengan tangannya sendiri.
Diiringi lagu Indonesia Raya, menggerek hingga sang saka berada di puncak tiang.

Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi tentara pada tahun 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta di undang ke Bandung oleh Mr.Kasman Singodimejo.
20 Mei 1946, diadakan pertemuan dengan A.H.Nasution dan Kawilarang di Buah Batu, Bandung. Saat itu, Nasution meminta saran untuk pembentukan divisi baru. “Saya berkata pada pak Nasution untuk memberikan kami waktu guna berdiskusi dengan tokoh masyarakat setempat.” katanya. Maka keesokan harinya, ia mendatangi tokoh-tokoh masyarakat jawa barat. berdasarkan perbincangan dengan mereka, didapatkan keterangan bahwa masyarakat Jawa Barat adalah keturunan Prabu Siliwangi. maka nama ini yang diusulkan untuk diabadikan menjadi nama Divisi. Usulan ini disampaikan pada Nasution. Maka terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kesatuan tentara ini kemudian diberi nama Siliwangi. Nama Siliwangi merupakan usul dari Ilyas.

Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertemuran di berbagai daerah. Termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon dan Vietnam. Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat Letnan Kolonel.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar